iklan Yuk. . .

Iklan Yuk. . .

Sponsor Setia

19 September 2009

Menjadi Generasi Pengganti


Akhir-akhir ini rakyat Indonesia disuguhi lakon

anak manusia di atas pentas politik, terutama pada saat pilkada, pileg, juga pilpres. Mereka berlomba-lomba mendemostrasikan sosok sebagai pemimpin yang ideal yang layak dan pantas dipilih oleh rakyat. Inilah panggung drama politik negeri ini.
Mulai dari pencitraan seorang pemimpin yang dekat dengan rakyatnya, tegas dalam bersikap, serta cerdas dalam berpikir dan bertindak. Semuanya ideal. Semua bicara peduli rakyat. Benarkah demikian ? Hanya Allah dan dirinya yang tahu.
Namun, jika kita melihat kebelakang, nampaknya gambaran itu hanya menjadi mimpi-mimpi yang berbuah janji. Gambaran negeri yang sejahtera dibawah pemimpin yang ideal seperti di atas hanya menjadi angan-angan. Nyatanya, di negeri ini banyak pemimpin (leader) yang tak mempunyai kemampan memimpin. Betapa banyak pejabat di negeri ini, tapi betapa banyak juga yang gagal.
Sederet jari tak cukup untuk menghitung tentang betapa berapa banyak leader yang tumbang dan berjatuhan. Saya, anda, dan kita tentu mudah menyebutkannya. Tapi, saat harus menunjuk dimana sang pejabat yang negarawan, jari dan lidah ini seolah kelu. Karena memang sulit mengidentifikasikannya.
Saat ini, bangsa yang kita cintai dan banggakan ini berharap banyak lahirnya pemimpin yang punya jiwa leadership (kepemimpinan). Satu abad lalu kita jumpai dalam deretan sejarah emas negeri ini tentang sosok leader yang punya leadership, disana ada Diponegoro, Cut Nyak Dien, dll.
Dalam suasana rebut kemerdekaan, juga ada soekarno dan Bung Hatta. Mereka semua telah memancangkan tonggka kepemimpinan yang berkarakter dalam kadar jamannya. Sunguh sebuah rentetan sejarah heroik dan mengharu birubagi sebuah bangsa telah terukir dengan indah dengan pesan yang sangat jelas bagi generasi selanjutnya bahwa bangsa ini butuh banyak pemimpin yang punya kemampuan memimpin.
Asa harus terus di Kobarkan, walau fakta morat marit dan compang camping adalah wajah kita hari ini. Ekonomi yang menjadi tumpuan hancur karena inflasi yang tak terkendali, politik bersih selalu di impikan lenyap oleh sinetron “dangang danging sapi”, dan hukum yang dijadikan benteng, remuk lantaran hakim dan jaksa “jual beli jasa”. OH Negeriku.
Namun sekali lagi asa harus tetap ditegakkan walau hampir roboh “mencium” bumi. Kelak dengan segenap keyakinan akan lahir dan dilahirkan pemimpin yang punya kemampuan untuk memimpin dalma bingkai moralitas yang tercerahkan oleh nilai-nilai ilahiyah. Inilah kelak yang akan menjadi generasi pengganti.
Wallahu’alam bi Shawab.***


.::Artikel Menarik Lainnya::.



Comments :

0 komentar to “Menjadi Generasi Pengganti”

Posting Komentar

toLong ComEnt ya. . .
ThankS


ShoutMix chat widget

iklan yuk. . .

Related Posts with Thumbnails

Apa Pendapat KamiU ttg my BloG ???™


widget
 

Copyright © 2009 by Info Symoi

SYMOI Categories 1 Categories 2 Categories 3 Categories 4 Categories 5